Rabu, 27 Oktober 2010

Etika Dalam Pembuatan Iklan Melalui Media Masa dan Elektronik

LATAR BELAKANG

Didalam dunia bisnis saat ini, perekonomian dan perindustrian didunia usaha tumbuh semakin pesat. Situasi ini membuka peluang bagi pelaku-pelaku bisnis untuk masuk ke dalam pasar dan mencoba mencari peluang usaha diberbagai bidang tidak terkecuali bidang indusri periklanan yang dapat dilihat dengan banyaknya berbagai produk yang muncul di media elektronik dan cetak. Industri periklanan tumbuh dan berkembang dengan pesat ditandai dengan berbagai jenis produk baru yang beredar dipasaran. Maraknya iklan yang bertebaran di media elektronik dan cetak, serta dipusat-pusat keramaian di tepi jalan-jalan raya, iklan dengan demikian boleh dikatakan telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang kehadirannya nyaris kita tidak pernah sadari.
          Tatkala media cetak baru dikenal, kandungan iklan karena hanya ingin mengumumkan atau memperkenalkan dan mempresentasikan sesuatu terbatas pada deskripsi tentang apa yang ingin diumumkan itu. Dalam perkembangannya kemudian, penampilan iklan pun terus disempurnakan dengan memadukan seni seni dan tehknologi seraya menambahkan unsur persuasi ke dalamnya. Lebih dari sekedar ingin memperkenalkan, kalangan produsen tampak mulai agak agresif membujuk konsumen. Namun beberapa waktu belakangan ini, persuasi didalam sejumlah iklan sering terasa berlebihan, malah memberi kesan lebih sebagai manipulasi daripada persuasi.

          Pentingnya iklan bagi setiap produsen yang ingin memperkenalkan produknya kepada konsumen, hal titulah yang membuat penulis ingin lebih mengetahui sebarapa penting pembuatan iklan, dan apa pengaruh yang akan ditimbulkan dari setiap pembuatan iklan. Dengan begitu, adakah etika-etika tertentu dalam pembuatan iklan.
MASALAH 
       Akhir-akhir ini, iklan yang sering dijumpai baik iklan dalam bentuk media masa,media elektonik persuasi didalam sejumlah iklan tersebut sering terasa berlebihan, akan tetapi sudah memberi kesan lebih memanipulasi daripada persuasi. 
Masalah yang lain-nya adalah, etika-etika dalam pembuatan iklan kurang diperhatikan, Hal tersebut akan dapat merugikan pihak konsumen. Adapun etika yang dimaksud dalam pembuatan iklan diantaranya adalah, etika dalam prinsip dan moral.
Terdapat paling kurang 3 prinsip moral yang bisa diterangkan di sini sehubungan dengan penggagasan mengenai etika dalam iklan. Ketiga hal itu di antarnya adalah :
1.Yang paling mendasar ialah,  masalah kejujuran dalam iklan, 
2. Yang ke-2 masalah martabat manusia sebagai pribadi, dan 
3. Tanggung jawab sosial yang mesti diemban oleh iklan. Ketiga prinsip moral yang juga digarisbawahi oleh dokumen yang dikeluarkan dewan kepausan bidang komunikasi sosial untuk masalah etika dalam iklan ini kemudian akan didialogkan dengan pandangan Thomas M. Gerrett, SJ yang secara khusus menggagas prinsip-prinsip etika dalam mempengaruhi massa (bagi iklan) dan prinsip-prinsip etis konsumsi (bagi konsumen). Dengan demikian, uraian berikut ini akan merupakan “perkawinan” antara kedua pemikiran tersebut.
HIPOTESIS DAN ASUMSI 
Dalam penulisan ini, hipotesis yang dimaksud adalah etika-etika yang harus dijalankan oleh setiap produsen yang ingin mempromosikan jenis produknya menggunakan media, baik itu media masa maupun media elektronik. Etika yang perlu diperhatikan adalah, etika dalam prinsip dan moral.
Asumsi yang akan timbul adalah, dampak apa saja yang akan terjadi apabila etika dalam pembuatan iklan tersebut tidak dijalankan dengan baik. Dan yang akan paling dirugikan apabila pembuatan iklan tersebut tidak memasukan etika didalamnya.

LANDASAN TEORI
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan rerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secar umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis.

Definisi etika bisnis menurut (Caroll & Buchholtz):
Ethics is the discipline that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation. Ethics can also be regarded as a set of moral principles or values. Morality is a doctrine or system of moral conduct. Moral conduct refers to that which relates to principles of right and wrong in behavior. Business ethics, therefore, is concerned with good and bad or right and wrong behavior that takes place within a business context. Concepts of right and wrong are increasingly being interpreted today to include the more difficult and subtle questions of fairness, justice, and equity.
Dari sumber yang lain, disebutkan:
Ethics is a philosophical term derived from the Greek word “ethos,” meaning character or custom. This definition is germane to effective leadership in organizations in that it connotes an organization code conveying moral integrity and consistent values in service to the public.
(R. Sims, C.T.:Greenwood Press, 2003)
Jadi, ada beberapa kata kunci di sini, yaitu:
  • Ethics: Is the discipline that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation, can also be regarded as a set of moral principles or values.
  • Ethical behavior: Is that which isaccepted as morally “good” and “right” as opposed to “bad” or “wrong” in a particular setting.
  • Morality: A system or doctrine of moral conduct which refers to principles of right and wrong in behavior.
Etika bisnis sendiri terbagi dalam:
  • Normative ethics: Concerned with supplying and justifying a coherent moral system of thinking and judging. Normative ethics seeks to uncover, develop, and justify basic moral principles that are intended to guide behavior, actions, and decisions.
    R. DeGeorge, 5th ed. (Upper Saddle River, N.J.: Prentice-Hall, 2002)
  • Descriptive ethics: Is concerned with describing, characterizing, and studying the morality of a people, a culture, or a society. It also compares and contrasts different moral codes, systems, practices, beliefs, and values.
    R. A. Buchholtz and S. B. Rosenthal,(Upper Saddle River, N.J.: Prentice Hall, 1998)
PENUTUP
     Setelah memperhatikan hal-hal tersebut, dapat dipastikan perlu adanya etika-etika yang harus dilaksanakan oleh setiap produsen yang ingin membuat iklan. Agar dampak yang ditumbulkan tidak memberi kesan negatif, tetapi sebaliknya akan memberikan kesan yang positif.
Kejujuran dalam iklan, martabat manusia sebagai pribadi, dan tanggung jawab sosial yang perlu diemban, adalah etika prinsip dan moral yang paling utama dalam pembuatan iklan, baik itu iklan melalui media masa maupun elektronik. Dengan dijalankannya etika, unsur manipulasi pun akan berganti dengan unsur persuasi yang berdampak positif khusus nya untuk konsumen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar